loading...
Business Matching antara ASRINDO dengan Industri Semen, Kaca dan Keramik yang digelar Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKPBGN) Kemenperin di Bandung. FOTO/dok.SindoNews
JAKARTA - Industri refraktori dalam negeri siap menjadi katalisator pertumbuhan industri nasional, sejalan dengan Program Presiden Prabowo Subianto yang tengah menggenjot pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029.
Hal itu dikatakan Ketua Umum Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO), Riko Heryanto, saat berbicara di Acara Business Matching atau Pertemuan Bisnis antara Asosiasi Refraktori dan Isolasi Indonesia (ASRINDO) dengan Industri Semen, Kaca dan Keramik yang digelar Direktorat Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Non Logam (ISKPBGN) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) di Bandung.
Riko Heryanto mengatakan, kegiatan industri refraktori yang menggunakan panas sebagai proses produksi merupakan penggerak utama pertumbuhan industri nasional. "Program hilirisasi adalah salah satu program andalan pemerintah untuk menggenjot target pertumbuhan ekonomi 8% pada Tahun 2029," kata Riko dalam keterangan tertulis, Sabtu (1/11).
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi 8% Masih Berat di Tahun 2025, Ekonom Ungkap Penyebabnya
Riko mengungkapkan, program hilirisasi mineral logam dan non logam menggunakan refraktori sebagai pendukung utama kegiatan produksi. Selain hilirisasi industri, kata Riko, kegiatan industri yang terkait dengan kegiatan infrastruktur dan turunannya seperti industri semen, kaca dan keramik juga memerlukan refraktori sebagai penunjang utama kegiatan produksinya. "Industri semen, kaca dan keramik perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar sukses," kata Riko Heryanto.
Menurut Riko, industri refraktori merupakan industri penunjang utama dari kegiatan industri semen, kaca dan keramik. Industri tersebut sangat berkaitan erat dengan industri refraktori.
Riko menjelaskan, saat ini industri refraktori nasional sedang bergerak untuk memenuhi standar kualifikasi produk dan jasa.
"Di mana untuk produk, penyusunan dan penetapan Standar Nasional Indonesia (SNI) sedang dilakukan berdasarkan standar kualitas global (ASTM Standar). Ditargetkan SNI Wajib pada industri refraktori akan diimplementasikan dalam waktu dekat," kata Riko.
















































