Tarif Trump 50% Memicu Seruan Boikot Produk Amerika di India

13 hours ago 5

loading...

Seruan boikot barang-barang asal Amerika Serikat (AS) menggema di India, dari mulai McDonalds dan Coca-Cola hingga Amazon dan Apple. Foto/Dok

JAKARTA - Seruan boikot barang-barang asal Amerika Serikat (AS) menggema di India, dari mulai McDonald's dan Coca-Cola hingga Amazon dan Apple. Perusahaan multinasional yang berbasis di AS menghadapi seruan boikot massal, ketika para eksekutif bisnis dan pendukung Perdana Menteri India, Narendra Modi mendorong sentimen anti-Amerika untuk memprotes tarif impor AS .

India sebagai negara terpadat di dunia, merupakan pasar yang penting bagi beragam brand Amerika yang dengan cepat berkembang. Brand asal AS ini menargetkan konsumen kaya India, yang banyak di antara mereka tetap terpesona dengan merek internasional yang dianggap sebagai simbol kemajuan dalam hidup.

Baca Juga: Kirim Surat Edaran ke BRICS, India Hentikan Penggunaan Dolar AS

Salah satu contohnya adalah, India merupakan pasar terbesar berdasarkan pengguna WhatsApp Meta dan Domino's yang memiliki lebih banyak restoran daripada merek lainnya di negara ini. Minuman seperti Pepsi dan Coca-Cola sering mendominasi rak-rak toko di India, dan orang-orang masih mengantri saat sebuah toko Apple baru dibuka atau kafe Starbucks memberikan diskon.

Meskipun tidak ada indikasi langsung bahwa penjualan terpukul, namun seruan boikot semakin menggema, baik di media sosial maupun offline. Ada ajakan kepada warga India untuk membeli produk lokal dan meninggalkan produk Amerika setelah Donald Trump memberlakukan tarif 50% pada barang-barang dari India.

Dampak tarif Trump 50% kepada India diyakini bakal mengguncang eksportir dan merusak hubungan antara New Delhi dan Washington. Sementara itu McDonald's, Coca-Cola, Amazon dan Apple tidak segera menanggapi pertanyaan dari Reuters.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |