OPINI: Bangga Makan Tempe

1 week ago 12

Liputan6.com, Jakarta - Tempe telah melengkapi menu makanan di Indonesia sejak ratusan tahun yang lalu. Sejarah tempe menyebutkan sejak zaman Kerajaan Majapahit, tempe telah dikenal di Nusantara.

Sebagai makanan jadul, bukan berarti fungsi dan peran tempe sebagai zat gizi juga jadul. Tempe tetap menunjukkan kehebatannya sebagai makanan gizi tinggi.

Saat ini, di tengah kesadaran akan pentingnya hidup sehat dan lingkungan yang berkelanjutan, pola makan berbasis nabati atau plant-based diet makin banyak dipilih.

Produk seperti oatmilk, quinoa, dan chia seed menjadi langganan keranjang belanja terutama untuk kalangan Gen Z dan profesional muda. Dari kafe kekinian di kota besar hingga dapur rumahan, menu berbasis sayur, buah, biji-bijian, dan kacang-kacangan mulai bermunculan. Bukan sekedar tren, ini adalah transformasi gaya hidup yang didasari tiga alasan utama: kesehatan, keberlanjutan dan kepedulian sosial.

Penelitian menunjukkan bahwa pola makan nabati dapat menurunkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, dan tekanan darah tinggi. Selain itu juga akan membantu menjaga berat badan ideal, menyehatkan pencernaan, dan mendukung kekebalan tubuh.

Kelebihan lainnya dari pola makan nabati ini adalah menjaga energi tetap stabil sepanjang hari tanpa rasa berat setelah makan siang atau sugar crash di sore hari.

Nah, tempe adalah salah satu produk pangan nabati yang sangat cocok sebagai sumber gizi pada pola makan plant-based diet. Peneliti dari Universiti Putra Malaysia, Sze Qi Teoh dkk. (2024) dalam tulisannya yang berjudul “A review on health benefits and processing of tempeh with outlines on its functional microbes” menyebutkan bahwa proses fermentasi pada pembuatan tempe akan menghasilkan berbagai metabolit yang bermanfaat bagi kesehatan, sehingga tempe merupakan excellent alternative sebagai sumber protein nabati. 

Tempe bukan hanya makanan rumahan yang sederhana. Ia adalah hasil fermentasi cerdas dari kedelai dengan jamur Rhizopus oligosporus. Selain sebagai sumber protein, dalam tempe juga kaya akan serat, kalium, zat besi, vitamin B kompleks, dan probiotik alami.

Terkait dengan kandungan vitamin B, penelitian yang dilakukan Susianto (2020) dengan judul “Role of Tempeh Formula as a Source of Vitamin B12 and its implementation for vegetarian diet” menunjukkan hasil bahwa pada vegetarian, tempe dapat mempertahankan kadar normal vitamin B12 setelah retensi selama 3 bulan tanpa intervensi. Nah, sudah banyak kan bukti-bukti tentang hebatnya tempe sebagai superfood? Masih ragu?

Tempe dan gaya hidup sehat masa kini

Di dunia barat, tempe sudah naik kelas. Ia dikemas cantik, dipromosikan sebagai fermented soy superfood, dan dijual dengan harga premium. Di Indonesia, tempe masih sering dianggap sebagai “makanan murah”.

Padahal dengan segala kandungan gizinya, tempe seharusnya mendapat tempat utama di piring kita – bukan karena murah, namun karena bernilai. Memilih tempe sebagai menu harian merupakan pilihan cerdas dan berkelas karena kita memilih pangan yang sehat, terjangkau, ramah lingkungan dam mendukung ekonomi lokal.

Makan bukan sekedar soal kenyang. Bagi Gen Z dan kalangan profesional muda, makanan adalah bagian dari gaya hidup yang mencerminkan siapa diri kita, apa yang kita pedulikan, dan bagaimana kita menjalani hidup. Di sinilah tempe menunjukkan potensinya yang luar biasa sebagai superfood lokal yang sempurna untuk gaya hidup sehat masa kini. Mengapa?

- Tempe mudah diolah dan cepat disajikan, sehingga praktis dan fleksibel untuk hidup serba cepat. Hanya dengan sedikit bumbu dan proses memasak singkat, tempe sudah bisa jadi lauk kaya protein. Bahkan, beberapa ahli gizi juga menyarankan memakan tempe tanpa diolah untuk memperolah enzim dan vitamin terbaik dari tempe

- Tempe mempunyai kandungan protein tinggi dan lemak sehat yang membuatnya cocok untuk meal prep dan diet seimbang. Tempe bisa disajikan sebagai isian wrap, ditumis dengan sayuran, dicampur dengan salad, atau jadi protein utama dalam semangkuk rice bowl bergaya Korea. Serbaguna, enak, dan tetap bernutrisi.

- Gaya hidup sehat masa kini tidak hanya soal “apa yang dimakan”, tapi juga “bagaimana dan mengapa kita makan”. Tempe hadir sebagai pilihan yang sejalan dengan mindful eating, yaitu makan dengan kesadaran penuh, menghargai makanan dari asal-usulnya, dan memahami manfaatnya bagi tubuh.

- Tempe merupakan ikon gaya hidup sehat dan otentik, karena tempe adalah simbol bahwa hidup sehat tidak harus mahal dan rumit. Gaya hidup sehat bisa berakar pada kearifan lokal. Makan tempe berarti memilih hidup sehat dan mendukung budaya bangsa sendiri.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |