Mentan Amran Raker dengan DPR RI, Stok Beras 4,2 Juta Ton Jadi Sorotan

16 hours ago 7

loading...

Salah satu pencapaian yang paling disorot Komisi IV DPR RI adalah keberhasilan Kementan menjaga stok beras nasional pada level 4,2 juta ton, tertinggi dalam 57 tahun terakhir. Foto/Dok

JAKARTA - Kinerja gemilang Menteri Pertanian ( Mentan ) Andi Amran Sulaiman kembali menuai apresiasi dari anggota Komisi IV DPR RI dalam Rapat Kerja (Raker) yang digelar di Kompleks DPR/MPR Senayan. Salah satu pencapaian yang paling disorot adalah keberhasilan Kementerian Pertanian (Kementan) menjaga stok beras nasional pada level 4,2 juta ton, tertinggi dalam 57 tahun terakhir.

Dalam paparannya, Mentan Amran mengungkapkan bahwa serapan beras oleh Perum Bulog hingga pertengahan 2025 telah mencapai 2,6 juta ton. Proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS) juga menunjukkan tren positif dengan estimasi produksi beras nasional sepanjang Januari-Agustus 2025 mencapai 24,97 juta ton.

“Kita patut bersyukur, luas panen dan produksi beras nasional terus menunjukkan lonjakan positif. Bahkan, Menteri Keuangan menyebut bahwa produksi beras Indonesia merupakan yang paling produktif di kawasan ASEAN,” ujar Amran.

Baca Juga: Cadangan Beras 4 Juta Ton, Mentan Amran: Tak Lagi Swasembada, Tapi Sudah Kedaulatan

Ia menambahkan, bahwa berbagai proyeksi internasional turut memperkuat keyakinan atas keberhasilan sektor pertanian nasional. “USDA memperkirakan produksi beras Indonesia tahun ini mencapai 34,6 juta ton, tertinggi di ASEAN. Sementara FAO memproyeksikan total produksi Indonesia pada 2025 mencapai 35,6 juta ton. Ini hasil dari kerja keras seluruh insan pertanian, dukungan penuh Komisi IV DPR RI, dan tentu saja arahan serta perhatian besar dari Presiden RI, Bapak Prabowo Subianto, terhadap sektor pertanian,” jelasnya.

Apresiasi datang dari berbagai fraksi di Komisi IV. Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Ketut Suwendra menyebut capaian Kementan sebagai bukti nyata efektivitas kerja pemerintah. “Kami mengapresiasi kerja keras Pak Menteri dan seluruh jajaran. Meski ada catatan soal stok lama, angka akhir tetap mencetak rekor tertinggi selama 57 tahun. Ini luar biasa. Kami ucapkan selamat Pak Menteri,” ungkap Ketut.

Namun demikian, Ketut mengingatkan, pentingnya langkah cepat dalam menjaga harga gabah petani menjelang musim panen berikutnya. “Saat ini serapan sudah hampir 2,7 juta ton, tinggal tersisa 300 ribu ton. Panen berikutnya akan segera dimulai. Jika tidak segera ada Inpres, maka harga di tingkat petani bisa jatuh,” tambahnya.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |