Urgensi Koding dan Kecerdasan Artifisial, Antisipasi Perubahan Mutu Pendidikan

6 hours ago 4

loading...

Hendarman, Analis Kebijakan Ahli Utama pada Kemendikdasmen/Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan. Foto/Dok Pribadi

Hendarman
Analis Kebijakan Ahli Utama pada Kemendikdasmen/Dosen Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan

Kementerian yang mengurusi pendidikan dasar dan menengah telah menetapkan kebijakan integrasi pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial dalam kurikulum sekolah. Apakah rencana integrasi ini hanya mengikuti tren yang terjadi di berbagai negara?

Kebijakan ini secara umum, sebagaimana kebijakan-kebijakan lainnya akan memberikan implikasi. Salah satu yaitu di mana pendidik harus dipersiapkan dengan baik agar dapat menindaklanjuti dalam proses pembelajaran di dalam ruang kelas yang aman, nyaman, dan menggembirakan.

Kesiapan pendidik menjadi tantangan tersendiri mengingat tidak semua memiliki kompetensi yang memadai dan bahkan mungkin baru mengenal istilah tersebut dari berbagai sumber. Bagaimanapun sebuah kebijakan akan memberikan implikasi dalam bentuk konsekuensi, baik positif maupun negatif.

Implikasi tersebut dapat berupa dampak langsung maupun tidak langsung terhadap individu, kelompok, atau lingkungan yang terkena dampak kebijakan tersebut. Beberapa ahli menekankan pentingnya memahami implikasi kebijakan dalam konteks efektivitas dan keberlanjutan kebijakan tersebut.

Bukan Sekadar Tren

Suka atau tidak, integrasi pembelajaran koding dan kecerdasan intelektual sudah menjadi kebutuhan dalam dunia pendidikan modern. Mengapa? Hal ini untuk mengantisipasi perkembangan Industri 4.0 dan 5.0, yang menuntut sumber daya manusia unggul dengan pemahaman dan keterampilan digital yang kuat.

Apabila generasi muda tidak dilengkapi dengan literasi digital dan kemampuan di bidang teknologi digital yang memadai, mereka akan menghadapi kesulitan menghadapi pesaingan dan kompetisi memasuki dunia kerja yang makin berbasis teknologi.

Integrasi tersebut tidak hanya untuk meningkatkan literasi digital dan kemampuan penyelesaian masalah, tetapi juga mengajarkan berbagai keterampilan esensial. Beberapa keterampilan esensial tersebut meliputi berpikir komputasional, analisis data, algoritma pemrograman, etika kecerdasan artifisial, pola pikir berbasis-humanis, dan teknik kecerdasan artifisial.

Keterampilan berpikir komputasional, misalnya, akan memberikan peluang kepada murid untuk dapat menyelesaikan masalah secara sistematis dan efisien, yang mana ini juga menjadi salah satu isu kritis dalam manajemen modern. Berbagai fenomena yang ada cenderung menunjukkan bahkan dalam pembuatan kebijakan publik masih sering belum dilakukan secara sistematis dan efisien.

Read Entire Article
Jatim | Jateng | Apps |