Liputan6.com, Palembang Direktorat PPM Badan Gizi Nasional (BGN) Rima Nurisa mengatakan program makan bergizi gratis (MBG) menjadi stimulan penunjang dalam rangka menjawab berbagai permalasahan gizi di masyarakat.
Ia mengatakan, MBG ini menjadi salah satu stimulan penunjang ketika semua dengan rutin mengonsumsi makanan-makanan bergizi. Berdasarkan riset, Indonesia diproyeksikan akan memiliki populasi muda yang besar pada tahun 2045 dan program ini dapat menjadi pilar penting dalam mendukung generasi muda yang sehat, produktif, dan siap bersaing di masa depan.
“Tentunya Badan Gizi Nasional hadir sebagai langkah strategis untuk memperkuat koordinasi, sinergi, dan integrasi program-program gizi di tingkat nasional maupun di daerah. Melalui badan ini, diharapkan upaya penanganan masalah gizi dapat dilakukan secara lebih terpadu, efektif, dan berkelanjutan,” tutur Rima Nurisa saat sosialisasi MBG di Palembang, Jumat (13/6/2025).
Menurutnya, program MBG menjadi faktor penentu terhadap pertumbuhan anak anak bangsa, terutama dimasa pertumbuhan yang perlu disokong dengan asupan gizi yang baik.
Ia menegaskan, program MBG juga akan memastikan terwujudnya generasi Emas Indonesia di 2045. Bahkan, katanya, program MBG juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal.
“Petani juga bisa menjadi Mitra badan gizi, karena SPPG membutuhkan bahan baku dari supplier. Dalam program MBG kita di hitung nilai kalori mulai dari ibu hamil, menyusui, anak SD kebutuhan nya berbeda-beda,” katanya.
Sementara itu, bagi para pelaku UMKM dapat menjadi Mitra BGN dan akses informasi kemitraan nya bisa di lihat melalui website resmi BGN. Perwakilan BGN yang lain Sri Sumantri menyampaikan mengenai pentingnya memperhatikan asupan makan bergizi untuk mencegah masalah gizi.
Kebutuhan Gizi
“Pemenuhan gizi menargetkan ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, dan anak sekolah sebagai sasaran utama, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Palembang melalui pemenuhan gizi yang optimal," ujarnya.
Gizi kurang seperti stunting, wasting, dan anemia dapat terjadi akibat kekurangan zat gizi penting seperti protein, zat besi, dan vitamin. Hal ini tentunya dapat berdampak pada pertumbuhan anak, daya tahan tubuh yang lemah, serta gangguan perkembangan otak.
Menurut Sri, memperhatikan asupan makanan bergizi sangat penting untuk mencegah berbagai masalah gizi, baik itu kekurangan maupun kelebihan gizi. Berdasarkan angka kecukupan gizi (AKG), anak berusia 7-9 tahun memerlukan sekitar 1.650 kilo kalori per hari, sekitar 1.900-2.000 kilo kalori per hari untuk anak berusia 10-12 tahun, dan sekitar 2.100-2.650 kilo kalori per hari untuk remaja berusia 13-18 tahun.
“Perbedaan usia anak dan remaja tentu akan membedakan kebutuhan gizinya, sehingga mempengaruhi porsi makan yang diberikan. Gizi yang baik adalah fondasi dasar untuk menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif di masa depan. Kita juga tidak bisa menutup mata bahwa masalah gizi, baik stunting, gizi buruk, obesitas, keterbatasan akses, keterbatasan anggaran, masih menjadi tantangan besar bagi bangsa kita, termasuk juga di Sumatera Selatan,” terang Sri Sumantri.
Pola makan bergizi dan sehat menjadi penting bagi anak dan remaja untuk dapat membantu pertumbuhan optimal dan dapat mendukung pertumbuhan fisik dan kognitif, agar dapat membantu mereka berkembang menjadi individu yang sehat dan cerdas.